Monday, September 06, 2010

Mudik Lebaran 1431H

Hmmm.... tak terasa kita udah di penghujung ramadhan, sedih rasanya_hiks_ sedih bukan berarti belum kebeli baju lebaran :) , tapi apa bisa umur kita di pertemukan lagi dengan ramadhan tahun depan, berharap ya semoga masih di berikan kesempatan untuk bisa mengupgrade diri lagi di tahun depan. Tak ada lebaran jika tak mudik, entah kenapa jika lebaran tidak mengadakan acara mudik kurang pas di hati, mungkin karena itulah salah satu berkahnya dari mulai ramadhan sampai lebaran tiba. Tepat di tahun ini adalah giliran saya punya jadwal lebaran di kampung istri tercinta, tepatnya di daerah kaki gunung cikuray tempat perkebunan teh dayeuh manggung jika di liat di peta seperti terlampir berikut :


Lihat Peta Lebih Besar

Suasana kampung yang masih asri dan sejuk karena tepat di kaki gunung cikuray, selama disana selalu kedinginan terus, namanya juga di gunung hehehe.



Perjalanan akan saya mulai dari Jakarta tepatnya di daerah kalideres - jakarta barat, menggunakan bus antar kota PO. Karunia Bhakti jurusan kalideres - singaparna, alasan menggunakan armada ini, selain murah juga langsung sampe ke tempat tujuan itu tepat di jembatan Citelu arah menuju rumah, hmmmm..perjalan menghabiskan waktu sekitar 4-5 jam dalam keadaan lalulintas yang lancar, jika macet yaaaa lumayan juga karena Jalur yang saya tempuh merupakan jalur mudik lintas Selatan. Ada titik yang lumayan rawan dan terkenal macetnya yaitu disekitar daerah Nagrek.

Jalan Cagak - Nagrek


Pada jalan cagak Nagrek - Cicalengka inilah sering terjadi kemacetan, namun kabar terakhir sudah dibuka kembali jalur lingkar nagrek meskipun belum rampung sepenuhnya “Khusus jalur Nagrek itu darurat, bukan artinya fungsional tapi berdasarkan pertimbangan lapangan. Kalau diperkirakan berat (macet) baru di buka,” ujar Wakil Ketua Komisi V Yosep Umarhadi saat ditemui okezone di ruangnya, Senin (30/8/2010_okezone.com).  Meski minim penerangan dan rambu-rambu lalu lintas namun tetap akan di buka hanya untuk kondisi darurat saja, semoga tidak terjadi kecelakaan di jalu ini deh. Berikut adalah photo yang di ambil 31 Agustus 2010.


Progress Pembangunan jalan s/d. 31 Agustus 2010


Saya akan menghabiskan beberapa hari di kampung, rencana liburan pun sudah di susun, baik itu silaturahmi ke saudara-saudara sampai dengan wisata ke beberapa tempat di sekitar daerah garut , rencana kami mau berwisata ke pantai pameungpeuk yang berjarak kurang lebih 50 km dari garut kota, bisa di tempuh dengan lama perjalanan 2-3 jam. Ada beberapa lokasi pantai disana yang merupakan daerah objek wisata diantaranya : Pantai Manulusu, Pantai Pasir Putih Gunung Geder, Pantai Santolo, Pantai Neglasari, Pantai Sayang Heulang (sumber http://pariwisata.garutkab.go.id) 
Pantai Sayang Heulang - Garut
sumber : http://pictures.maleber.net/index.php?picId=548
Pilihan saya jatuh kepada pantai sayang heulang, jika di lihat dari beberapa website yang ada hasil pencarian mbah google ini di dapat satu suasana yang masih asri dan bersih, terlebih disana ada satu spot karang (gbr. diatas) , seperti di daerah pantai-pantai bali mungkin yah. hmmm berikut lokasi pantai sayang heulang, di lihat dari peta dibawah ini berdekatan dengan daerah cilauteureun (bhs. indonesia laut yg berhenti-red) dan pantai santolo. Mudah-mudahan sukses deh perjalanan wisata kali ini, sudah lama tidak hunting neeeh. 




Lihat Peta Lebih Besar

Hmmm...tempat wisata yang akan di tuju setelah ke pantai itu, insyaallah saya akan ke tempat wisata budaya kampung naga, ya kampung naga ini sangat beda dengan kampung-kampung pada umumnya, karena warga disini benar-benar menjaga alam sekitarnya untuk sebagai bekal hidup dan penghidupan mereka yang tinggal disana, tradisi dan adat istiadat disini sangat di jaga keberlangsungannya, dulu pernah ada disalah satu mata kuliah yang membahas khusus kampung ini, jika tidak salah yang berhubungan dengan sustainable development mata kuliah arsitektur dan lingkungan. Disana dibahas tentang hubungan warga kampung naga yang hanya berjumlah sekitar 100 orang yang bisa mengolah alam sekitar untuk di jadikan bekal hidup, mulai dari bercocok tanam sampai dengan mengolah hasil alam untuk di jual sebagai bahan kerajinan. Jika di lihat dari segi kultur warga disini masih sedarah sama saya, yaitu suku sunda dan bahasa yang di gunakan pun menggunakan bahasa sunda, hampir jarang yang bisa menggunakan bahasa indonesia raya, hmmmm yang unik nya lagi jangan harap di kampung ini ada penerangan pada malam hari, yang artinya bahwa listrik itu tidak ada di kampung ini, alasan warga di sekitar sini itu adalah " listrik bisa merusak alam", aneh juga yah untuk pemikiran satu ini. berikut beberapa screen shot dari photo2 blog tetangga hasil pencarian mbah google 
Tangga menuju kampung naga
view kampung naga dari atas
deretan rumah yang hanya menghadap Utara dan Selatan
Sudah tidak sabar neeeh pengen cepat-cepat liburan, tapu sayangnya jatah cuti saya sudah habis, jadi yaaa ikutin cuti bersama saja, toh itu masih cukup kok waktunya, OK sampe jumpa lagi di artikel perjalanan selanjutnya, yang insyaallah akan diisi hasil jepretan selama perjalanan liburan kali ini. :)